Sabtu, 07 Maret 2015

Selamat Jalan Legenda Sniper Indonesia, Tatang Koswara.

Beberapa hari yang lalu saya baca berita, isinya sangat membuat bangga. Ya, berita itu memuat bahwa Indobesia memiliki seorang Sniper jitu, yang bahkan masuk dalam 14 besar dunia! Ya, Dunia!! Bangganya saya :)

Secara ya, Indonesia selalu dirundung perilaku memuakkan para penyelenggara pemerintahnya.. tapi ternyata ada prajurit kita yang bahkan diakui oleh dunia.. orang Indo aja gak banyak yang tau dan peduli, mungkin..

Lalu, kemarin sore saya nonton Hitam Putih di Trans TV, ternyata bintang tamunya Sniper Legenda kita, pak Nanang Koswara, namanya.

Dari penampakannya, beliau sudah lumayan berumur tetapi badan masih tegap, ciri khas prajurit. Tetapi pada saat diwawancara di acara yang disiarkan secara live itu, saya melihat beliau berbicara terengah-eterengah-engah.. rasanya berat menarik napas, gak heran juga sih, karna kabarnya beliau sudah mengidap sakit jantung selama 10tahun belakangan ini. Tapi liat beliau terengah-engah ketika menjawab pertanyaan Dedi Corbuzier sebagau host Hitam Putih, saya iba sekali.. saya berdoa semoga beliau bisa sehat seperti sedia kala.

Peltu Tatang Koswara


Belum lagi acara tersebut berakhir, tiba-tiba ada sedikit gangguan saat 2 bintang tamu lainnya di wawancara oleh co host. Terlihat ada sedikit kegaduhan dan orang-orang yang panik saat itu, saya pikir itu gimmick acara tersebut, saya tidak terfikir yang lain.

Pagi tadi, saya baca berita, beliau, bapak Sniper Legendari kita, bapak Nanang Koswara meninggal dunia di RS Medistra Jakarta. Ternyata saat acara Hitam Putih dan terdapat kegaduhan, itu bener-bener gaduh, pak Nanang sesak nafas dan segera diberi pertolongan oleh dokter jaga di studio Trans TV dan segera dilarikan ke RS Medistra, setelah diberi pertolongan, nafas buatan dan dipancing detak jantungnya, beliau wafat..

Sedih.. ya sedih..
Beliau bercerita, saat di medan perang, beliau terkena peluru di kaki. Saat itu beliau mengikat kaki yang terkena peluru menggunakan ikat kepala merah putih yang sebelumnya beliau gunakan dikepala. Beliau sematkan foto anak dan istri di ikat kepala merah putih tersebut dan mengikatkan kakinya. Beliau bilang, "bahkan saya meninggal pun harus didekat merah putih"

Beliau rela berjuang berkorban nyawa, dan saya kira semua pejuang lainnya memiliki hal yang sama. Rela mati demi merah putih. Tapi lihatlah.. gaji mereka tak seberapa, uang pensiun tak seberapa, bahkan rumah pun kebanyakan dari mereka tak punya. Padahal mereka merelakan jiwa raga untuk negeri ini.

Disisi lain banyak politisi, penyelenggara negeri ini begitu tamaknya. Rakus mirip tikus kelaparan. Gak peduli bagaimana caranya, mereka harus dapat duit banyak dari menjadi penyelenggara negeri. Kepikir gak ya oleh para politisi itu? Bagaimana hidup pejuang yang sudah memerdekakan negeri ini sehingga mereka bisa jafi politisi , dinegeri yang sudah merdeka ini??
Kepikir gak ya gimana kalo mereka, para politisi itu yang ditugasin buat memerdekakan negeri ini, rela berkorban gak ya mereka??

Miris banget ya? Liat negeriku Indonesia.. yang berjuang meregang nyawa gak dihargai sedikitpun, jangankan bawa anak istri jalan-jalan keluar negri, tempat bernaung dan makan sehari-hari saja kadang tak ada.
Tapi yang diperjuangkan dan bisa jadi penyelenggara negara yang sudah merdeka ini malah foya-foya, hura-hura, tilep sana tilep sini, bawa anak istri jalan-jalan keluar negeri, simpen istri muda banyak-banyak, duitnya dari mana?? Gampang... mainkan aja anggaran negeri ini, negeri yang diperjuangkan ole pejuang yang disisa hidupnya menjadi pejuang yang papa, miskin dan kasihan..

Ckckckckckkk... bisa mikir bener gak ya para politisi kita yang terhormat itu??
Miris banget..

Guys, berikut saya sertakan berita tentang pak Tatang Koswara yang saya ambil dari detik.com


Sniper legendaris Indonesia Tatang Koswara telah tutup usia. Sebelum meninggal, Tatang sempat berbagi cerita kepada khalayak publik mengenai pengalamannya menjadi sniper.

"Jadi gini, dari sebelum dia datang ke Jakarta untuk acara di Trans7, Pak Tatang sudah bilang pada Saya bahwa ia tak bisa berangkat sendiri ke Jakarta," ujar Perwira Urusan Analisa Berita (Paur Lisabra) TNI Letda Sahlan Rambe, saat berbincang dengan detikcom, Selasa (3/3/2015). Sahlan mewakili Mabes TNI untuk mendampingi Tatang selama di Jakarta.

Menurut Sahlan, hal itu dikarenakan Tatang yang mempunyai riwayat penyakit jantung tak bisa menyetir jauh sendirian. Akhirnya pihak Trans7 bersedia untuk menjemput Tatang di Bandung.

"Itu percakapan sekitar seminggu yang lalu bersama Pak Tatang dan Trans7," sambungnya.

Singkat cerita, akhirnya Tatang dijemput oleh Trans7 pada Selasa (3/3) pagi lalu mampir ke Mabes TNI di Cilangkap untuk menemui Sahlan. "Saya ketemu di Cilangkap jam 10. Dia dianter sama Trans7," ucapnya.

Sahlan menjelaskan selama pertemuan dengan Tatang di kantornya, dirinya banyak bertukar pikiran dengan legenda Sniper Indonesia tersebut. Mereka juga menyempatkan diri berfoto-foto di sekitar kantor Sahlan.

"Kemudian saya bilang ke Beliau, ke Hotel saja yang disiapkan Trans7. Biar nanti fit di Trans7. Kan bakal tampil di Hitam Putih dan Bukan Empat Mata," lanjutnya.

Sore harinya menjelang acara Hitam Putih, Sahlan yang sudah lebih dulu tiba di Gedung Trans7 menanyakan keberadaan Tatang. Selang beberapa menit, Tatang yang didampingi istri, anak dan cucunya tiba di lokasi acara.

"Setelah itu Saya ketemu pihak Trans7 bersama Beliau, kemudian dimatangkan dulu untuk pertanyaan yang akan diajukan ke Beliau (Tatang)," ucapnya.

Sahlan juga mengatakan bahwa Tatang sempat bilang kepada host Hitam Putih Deddy Corbuzier bahwa bila suaranya kurang jelas, ia minta maaf karena punya riwayat penyakit jantung. Selama shooting secara live, Sahlan menjelaskan segmen 1 dan segmen 2 berjalan dengan lancar.

"Kemudian abis break, segmen ketiga sebelum ia ditanya saya liat dia nyandarin kepalanya lalu liat ke atas kemudian dia megang-megang lehernya seperti ngambil napas gitu," cerita Sahlan menjelang detik-detik terakhir Tatang.

Sahlan kemudian berpikir ada yang tidak beres terhadap Tatang. Ia pun lompat dari tempat duduknya dan menghampiri Tatang.

Sahlan lalu berinisiatif memberikan air putih kepada Tatang. Namun Tatang tak bisa meminumnya.

"Akhirnya kita siap-siap bawa dia ke Rumah Sakit. Kebetulan disitu juga ada Dokter lalu ia dikasih napas buatan kemudian dadanya dipompa," jelas anggota Kopassus ini

Selama dalam perjalanan ke Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, Sahlan yang ikut menemani Tatang saat memegang tangannya terasa begitu dingin. Kemudian sampai di Medistra jam 19.45 WIB dan selama 15 menit diupayakan untuk memancing denyut jantungnya agar bereaksi.

"Tapi reaksinya hanya 5 persen. Kata dokter ini sudah 5 persen, kalau seperti ini susah untuk bisa normal," katanya sambil mengenang kejadian itu.

Akhirnya sekitar pukul 20.00 WIB, Dokter menyatakan bahwa Tatang Koswara telah meninggal dunia. Sahlan pun memberitahu pelan-pelan Istri dan juga anak serta cucu dari Tatang.

"Mereka banyak yang gak percaya saat saya kabari bahwa Pak Tatang sudah wafat. Istrinya sampai nanya pada saya, Suami saya sudah meninggal? Anaknya pun demikian, Bapak sudah meninggal?" jelasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar